Mari berkenalan dengan Pak Misrodi yang berasal dari Kebumen, Jawa Tengah. Telah mengabdikan dirinya selama lebih dari 40 tahun sebagai petani. Lahir pada tahun 1963 di Pulau Sumatera, perjalanan pertanian Pak Misrodi dimulai sejak usia dini, ketika ia bersama orang tuanya merintis kehidupan di ladang.

Dengan warisan pengetahuan yang berakar dari orang tuanya, Pak Misrodi memutuskan untuk menjadikan pertanian panggilan hidupnya. Pada era 1980-an, ia memulai petualangan di dunia pertanian dengan beras sebagai sahabat setianya. Memimpin ladang padi seluas 10 hektar, ia juga mewarisi dan mengelola pabrik penggilingan padi keluarganya. Tak puas dengan prestasi yang sudah diraih, Pak Misrodi kini sedang menjajaki keberanian baru dengan menanam cabai.

Bertani di lahan gambut tipis memang bukan perkara mudah, tetapi Pak Misrodi dengan gigih menerapkan metode pertanian organik. Keberhasilannya tak hanya tercermin dari ladang hijau yang subur, tetapi juga dari keberhasilannya menyekolahkan anak-anaknya dan memasok beras berkualitas ke sejumlah daerah di sekitarnya melalui pabrik penggilingannya.

Kunci keberhasilan Pak Misrodi bukan hanya terletak pada lahan subur atau tanaman yang dikelolanya. Sifat tangguhnya menjadi nyawa kesuksesannya. Tantangan datang silih berganti, terutama di dunia pertanian yang dinamis, tetapi Pak Misrodi tidak pernah menyerah. Semangat belajar dan terus berkembang adalah mantra yang dipegangnya teguh.

Lebih dari 40 tahun telah berlalu sejak pertama kali mengarungi dunia pertanian, namun semangat Pak Misrodi tidak pernah pudar. Ia terus menimba ilmu dan berinovasi untuk meningkatkan hasil panennya. Pak Misrodi selalu merumuskan strategi baru melalui diskusi dengan sesama petani, memperoleh pengetahuan baru, dan terus berupaya menjadi yang terbaik di bidangnya.

Kisah Pak Misrodi telah berhasil menginspirasi petani lainnya untuk mengikuti jejaknya. Kabupaten Pelalawan yang disebut sebagai salah satu sentra produksi beras terbesar di Provinsi Riau terbukti dengan kisah dari pak Misrodi ini.