Gambut sering diasosiasikan sebagai salah satu ekosistem yang rentan terdegradasi, di mana hampir setiap tahun ada lahan gambut yang terbakar baik di Sumatra maupun Kalimantan. Namun, saat ini banyak inisiasi yang dilakukan oleh berbagai pihak terutama dalam mengoptimalkan lahan gambut dengan cara berkelanjutan dan tetap memperhatikan ketahanan ekosistemnya.
Isu tersebut didiskusikan dalam rangkaian acara Gambut Talks edisi ke-10 (9/6) yang diadakan oleh Youth for Peatland (YfP) dengan judul “Cuan di Gambut: Model Bisnis Tepat Guna untuk Ekonomi Lokal”. Dipandu oleh Julian Trilaksana, salah satu anggota kami yang juga tergabung di YfP, diskusi ini menjelaskan latar belakang mengenai maraknya aksi bakar lahan untuk bercocok tanam khususnya di area bergambut dengan motif ekonomi. Padahal, jika dilihat potensinya, banyak sekali bisnis strategis yang bisa dikembangkan di lahan gambut tanpa membakar atau merusaknya.
Pentingnya berbagai aspek berkelanjutan harus dipertimbangkan dalam pengembangan inkubator bisnis di gambut, seperti konservasi ekosistem yang tetap berjalan serta menghasilkan banyak manfaat ekonomi dan sosial. Konsep bisnis di gambut juga tidak terlepas dari yang disebut rantai pasok. Dibutuhkan komitmen dan kemitraan yang berkelanjutan dengan berbagai pihak, di mana ada jaminan bahwa produk ataupun barang yang dihasilkan tidak merusak ekosistem, termasuk gambut, dan mempunyai nilai ekonomi yang tinggi.
Masyarakat memegang peranan penting dalam mempraktikan usaha di lahan gambut, hal ini diceritakan oleh Epi Sulastri, Fasilitator Desa Peduli Gambut, sebuah program dari Badan Restorasi Gambut (BRG), yang berbagi pengalamannya dalam membantu masyarakat di Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah. Diversifikasi turunan produk yang bernilai tinggi, seperti produk olahan dari kelapa, pun memiliki potensi untuk menjadi alternatif pendapatan masyarakat dan peralihan dari usaha tani bakar lahan ke usaha bercocok tanam yang ramah gambut. Diskusi ditutup dengan tanya jawab dengan peserta dan kesimpulan oleh moderator. Siaran ulang webinar bisa disaksikan di kanal youtube YfP.